Perpustakaan Digital di Tanah Papua
Rona wajah bahagia tidak dapat disembunyikan oleh Silviana. Ia merupakan guru di SMP YPPK Waghete, Papua. Hari itu, Rabu (20/1/2021), untuk pertama kalinya Silviana menggunakan kanal telekonferensi berbasis video di sekolahnya.
“Pengalaman pertama detik ini pakai Zoom. Pengalaman pertama, makanya bahagianya luar biasa,” ungkap Silviana, tak mampu menahan tawa harunya.
Pengalaman pertama berkomunikasi via Zoom dapat dirasakan Silviana serta bapak-ibu guru lainnya di Papua berkat bantuan akses internet yang diinisiasi oleh PT Primacom Interbuana (Primacom) melalui program “Papua Neo EduTech 4.0”.
Bekerja sama dengan Yayasan Karya Adi Luhur Nabire, Primacom berkomitmen mendukung digitalisasi pendidikan di Papua, khususnya pada empat titik yang diprioritaskan, yakni Kabupaten Nabire, Kabupaten Dogiyai, Kabupaten Deiyai, dan Kabupaten Paniai. Primacom memfasilitasi sekolah-sekolah di keempat kabupaten tersebut dengan sejumlah solusi komunikasi, termasuk di dalamnya VSAT Prima HTS (High Throughput Satellite).
Kegembiraan tidak hanya tampak pada wajah Silviana. Rabu pagi itu, saat guru-guru SMP YPPK Waghete menghadiri ramah-tamah virtual yang diadakan oleh Primacom via Zoom, mereka tampak terkesima dapat berdialog tatap wajah dengan tim Primacom di Tangerang hanya dengan perangkat ponselnya.
Dalam sesi itu, Kepala SMP YPPK Waghete, Yohakim Tekege menyampaikan, instalasi akses internet yang dilakukan Primacom sangat membantu pihak sekolah mengetahui informasi terkini dari luar Papua. Selain itu, Yohakim menerangkan, akses internet ini mendukung pembelajaran daring dan mempermudah komunikasi dengan sesama pendidik serta pengelola pendidikan di tingkat pusat.
“Apalagi sekarang kami sedang menggencarkan e-perpustakaan. Semua buku, prota (program tahunan), promes (program semester), RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), silabus, contoh pembelajaran, kami mudah download di e-perpustakaan. Akses internet dari Primacom ini sangat membantu kami. Terima kasih,” tukas Yohakim.
Apa yang disampaikan Yohakim tentang rencana pengembangan perpustakaan digital memang menjadi target utama dari program “Papua Neo EduTech 4.0” ini. Primacom dan Yayasan Karya Adi Luhur Nabire akan mengembangkan perpustakaan digital nirkabel yang dapat diakses melalui ponsel, laptop, komputer, dan tablet tanpa menggunakan jaringan internet atau mobile data. Nantinya, akan dibangun sebuah server pusat yang memuat materi belajar-mengajar untuk tingkat PAUD, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Rektor dan Ketua Yayasan Karya Adi Luhur Nabire-Papua, Rm. Yohanes Sudrijanta, SJ mengaku, selama ini jaringan internet di daerahnya mengabdi sangat terbatas. Sekalinya ada, kapasitasnya hanya untuk berkirim pesan saja serta tidak dapat diandalkan untuk mengunggah dan mengunduh dokumen digital, terutama dalam konteks pendidikan.
“Sangat senang karena kita belum pernah punya kecepatan (internet) seperti ini. Biasanya paling hanya 7 mega, 8 mega, kadang-kadang mati total, tidak bisa dipakai. Tetapi kalau ini, (milik Primacom) bisa akses hingga 20 mega. Saya senang sekali dengan ini dan ke depan saya kira saya akan banyak gunakan untuk meeting-meeting, baik di sini maupun dengan tim di Jakarta,” pungkas Romo Sudrijanta.
Direktur Marketing Primacom Domy K. Santoso sangat antusias dengan program ini. Menurutnya, program “Papua Neo EduTech 4.0” sejalan dengan visi-misi Primacom untuk melayani interkonektivitas hingga ke daerah-daerah terpencil di seluruh Nusantara.
“Semoga program ini menjadi salah satu solusi agar kualitas pendidikan di Indonesia dapat merata sampai di daerah terpencil,” sebut Domy.
Hingga Maret 2021, instalasi akses internet sudah dirampungkan di 2 titik, yakni di Kabupaten Nabire dan Kabupaten Deiyai. Selanjutnya, Primacom fokus melakukan instalasi di Kabupaten Dogiyai dan Kabupaten Paniai. Tidak menutup kemungkinan, ke depan akan lebih banyak titik pemasangan yang akan dilakukan oleh Primacom. Tak hanya di Papua, tetapi juga untuk wilayah-wilayah lainnya di Indonesia.