Perbedaan Misinformasi, Disinformasi, dan Malinformasi
Di tengah era digital yang semakin berkembang, akses terhadap informasi menjadi semakin mudah dan cepat. Di satu sisi, kondisi ini memang menguntungkan, tetapi di sisi lain kondisi ini justru membahayakan. Sebab, kini semua orang dapat semakin mudah menyebarkan informasi, sekalipun tanpa mengecek terlebih dahulu kebenarannya. Informasi yang keliru atau menyesatkan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius, seperti permusuhan, pencemaran nama baik, provokasi, dan sebagainya.
Ada tiga istilah umum yang berkaitan erat dengan penyebaran informasi keliru, yakni misinformasi, disinformasi, dan malinformasi. Walaupun sama-sama menyangkut kekeliruan informasi, ketiga istilah ini memiliki perbedaan yang mendasar. Supaya #SahabatPrimacom makin paham, yuk simak penjelasan berikut ini!
Misinformasi
Misinformasi merujuk pada informasi keliru yang disebarkan tanpa disengaja. Misinformasi dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain kecerobohan pengirim, salah pengetikan atau pengutipan sumber, serta ketidaktahuan atau keterbatasan pemahaman pengirim. Walaupun tidak dilatarbelakangi oleh niat jahat, misinformasi tetap saja dapat menyebabkan salah paham.
Contoh misinformasi adalah ketika seorang karyawan keliru memilih ilustrasi untuk ditampilkan pada situs web perusahaan. Contoh lainnya, saat seseorang salah mengutip referensi di dalam publikasi artikel.
Disinformasi
Disinformasi adalah informasi keliru yang sengaja disebarluaskan dengan niat untuk menyesatkan atau memanipulasi orang banyak. Penyebar disinformasi biasanya memiliki motif tertentu, seperti memengaruhi persepsi seseorang, menciptakan kepanikan atau kecemasan, dan membentuk ketidakpercayaan pada organisasi tertentu.
Sebagai contoh, seorang pemilik bisnis sengaja menyebarkan berita bohong tentang kompetitornya dengan tujuan merusak reputasi kompetitor dan memanipulasi persepsi pembeli mengenai merek kompetitor.
Malinformasi
Malinformasi sejatinya merupakan informasi yang benar tetapi disebarkan dengan cara yang menyesatkan atau menimbulkan kebingungan. Mirip dengan disinformasi, umumnya malinformasi disebar dengan motif untuk merugikan pihak lain. Misalnya, insiden lama yang menimpa kompetitor bisnis kembali disebarluaskan secara provokatif seolah-olah baru saja terjadi.
Oleh karena itu, kita semua perlu lebih cermat dalam menerima dan membagikan informasi. Jangan buru-buru menyebarluaskan informasi ke orang lain sebelum memastikan terlebih dahulu kebenarannya. Cek sumber informasinya dan jika perlu, bandingkan dengan informasi dari sumber yang lain. Pastikan informasi yang #SahabatPrimacom bagikan bukan tergolong misinformasi, disinformasi, ataupun malinformasi. Mari menjadi lebih bijaksana dalam berinternet!