AI, Membantu atau Mengancam?
Sahabat Primacom, pernah nonton film tentang robot jahat? Robot yang sudah diprogram dengan seperangkat kecerdasan tiba-tiba malah menyerang dan membuat kekacauan bagi umat manusia.
Walaupun semua itu hanya film dan fiktif, tapi kita jadi punya pertanyaan menarik. Akankah kecerdasan buatan yang diprogram pada komputer, atau yang kita sebut sebagai AI, dapat membuatnya menjadi robot yang serba bisa dan mengancam kelangsungan umat manusia?
Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut, kita perlu merefleksikan bahwa AI telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa tahun terakhir. Sementara beberapa orang melihat AI sebagai tools yang dapat membantu meningkatkan efisiensi dalam berbagai industri, pihak yang lain mengkhawatirkan potensi ancamannya terhadap pekerjaan manusia.
Sahabat Primacom, pada artikel ini, kita akan membahas apakah AI lebih banyak membantu atau justru mengancam kelangsungan manusia.
Manfaat AI
Dengan serangkaian metode pengembangan AI, mulai dari machine learning, NLP, dan seterusnya, AI dapat membantu analisis data dengan cepat dan memberikan rekomendasi tindakan secara seketika. Sebagai contoh, ketika diterapkan pada sistem pengawasan lingkungan kerja, AI dapat mendeteksi api, asap, ataupun objek lainnya, bahkan AI dapat mengenali wajah karyawan. Ini tentu dapat membantu pelaku bisnis dalam meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja.
Pada industri perkebunan, AI dapat mengenali mana buah yang sudah matang atau belum, menghitung jumlah buah, bahkan mengukur kandungan tanah dan intensitas cahaya. AI dapat memberikan notifikasi secara real-time ke dalam sistem sehingga perusahaan dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih cepat dan akurat. Dalam hal ini, AI dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam bisnis.
Ancaman AI
Namun, terlepas dari manfaat tersebut, AI juga memicu kekhawatiran, terutama mengenai eksistensi pekerjaan manusia di masa depan. Selama ini, AI disinyalir dapat menggantikan pekerjaan fisik seperti pemrosesan data, perakitan otomatis, dan tugas-tugas rutin dalam industri manufaktur.
Akan tetapi, dengan teknologi yang terus berkembang, AI kini juga dapat menghasilkan pekerjaan kreatif, seperti menghasilkan gambar, desain, video, caption, artikel, bahkan mengomposisi musik dan lagu dalam seketika. Kecanggihan ini memunculkan kekhawatiran bahwa AI dapat menggantikan pekerjaan manusia, membuat lapangan kerja semakin sempit, sehingga tingkat pengangguran meningkat.
Bagaimana cara meresponsnya?
Pertanyaan tentang apakah AI bisa menjadi ancaman serius bagi umat manusia adalah sesuatu yang wajar. Namun, banyak pakar meyakini bahwa potensi ancaman tersebut lebih merupakan hasil dari cara kita mengelola dan menggunakan teknologi AI. Kita perlu menyadari bahwa AI adalah hasil dari pemrograman manusia agar pekerjaan jadi lebih cepat, tidak menghabiskan banyak energi, dan membuat proses kerja semakin produktif.
AI sebenarnya tidak dapat melampaui bebasnya kreativitas manusia, termasuk soal personal taste, empati, dan emosi. Itu sebabnya, skills seperti inilah yang perlu terus diasah oleh manusia agar dapat terus maju beriringan dengan perkembangan AI. Dengan terus mengasah kreativitas, antusias untuk terus belajar, dan keterampilan untuk terus adaptif dengan perkembangan zaman, manusia dapat hidup berdampingan dengan AI serta menggunakan AI sebagai tools untuk mengefisiensi pekerjaan.
Kalau menurut Sahabat Primacom bagaimana? AI itu membantu atau mengancam?