Resolusi Tahun Baru Gagal Melulu? Coba Pakai Metode Smart!

Membuat resolusi tahun baru gampang-gampang susah. Walaupun terdengar sederhana, faktanya banyak orang tidak mampu berkomitmen dengan resolusi yang telah dibuat sebelumnya. Menurut perusahaan FranklinCovey, sebagaimana yang dikutip dari The New York Times, setidaknya satu dari tiga resolusi tidak mampu dilanjutkan. Kalau terus-menerus demikian, bisa-bisa resolusi yang kita buat setiap tahunnya hanya akan menjadi angin lalu.

Sumber Ilustrasi: Freepik.com

Dilansir dari The New York Times, ketidakberhasilan mewujudkan resolusi dapat disebabkan oleh tiga faktor. Pertama, resolusi dibuat berdasarkan tuntutan orang lain, bukan berasal dari keinginan kuat di dalam diri. Kedua, resolusi tersebut tidak mendetail. Ketiga, resolusi tersebut tidak realistis.

Salah satu cara yang dapat dipakai untuk membuat resolusi agar lebih efektif adalah menggunakan metode SMART, yang merupakan singkatan dari specific, measurable, achievable, relevant, dan time-bound. Bagaimana metode ini diterapkan? Yuk, simak penjelasan berikut ini! 

Specific 

Buatlah resolusi yang mendetail. Alih-alih sekadar mengatakan “tahun depan saya mau menurunkan berat badan”, lebih baik secara rinci menyebutkan berapa kilogram berat badan yang ingin diturunkan serta dalam jangka waktu berapa lama hal tersebut harus dicapai. Dengan membuat resolusi yang rinci, hal ini juga dapat membantu #SahabatPrimacom mengevaluasi kemajuannya.  

Measurable

Resolusi yang efektif haruslah resolusi yang dapat diukur. Sebagai contoh, daripada menyebutkan “saya mau makan lebih banyak sayur dan buah”, gantilah menjadi “dalam satu hari, saya harus makan satu porsi sayur dan buah”. Membuat catatan pribadi supaya dapat dilacak ataupun membandingkan foto sebelum dan sesudah menjalankan resolusi juga dapat menjadi alat bantu yang efektif. 

Achievable 

Memasang target yang terlalu tinggi dan sulit digapai akan membuat #SahabatPrimacom merasa lelah dan kecewa jika tidak berhasil mewujudkannya. Sebagai contoh, menargetkan “pensiun 5 tahun lagi di saat masih berumur 30 tahun” terdengar tidak realistis. Coba ubah jadi “menabung setidaknya Rp1.000.000 per bulan untuk digunakan pada saat pensiun”. Ini akan terdengar lebih realistis dan memungkinkan. Tentu, angka Rp1.000.000 dapat diganti sesuai dengan kesanggupan. 

Relevant 

Supaya resolusi menjadi relevan, coba tanyakan ke diri sendiri, “apakah resolusi ini benar-benar yang saya inginkan?” serta “apakah resolusi ini dibuat dengan pertimbangan yang tepat?” Sebab, ada kalanya resolusi dibuat berdasarkan tren sesaat yang tidak betul-betul sesuai dengan keinginan dalam diri. 

Time-bound 

Sama halnya dengan target yang harus realistis, lini masa untuk mewujudkan resolusi juga harus demikian. Misalnya, ketika seseorang menginginkan tubuh yang berotot, tentu prosesnya tidak instan hanya dalam hitungan 1 sampai 2 bulan. Prosesnya bisa lebih lama tergantung dengan intensitas latihan, pola makan, dan konsistensi. 

Namun, yang terpenting sebenarnya adalah mentransformasi proses-proses yang kita lalui supaya menjadi sebuah kebiasaan yang berkelanjutan. Charles Duhigg, penulis buku The Power of Habit, bahkan pernah berpesan, “Jika Anda membangun sebuah kebiasaan, Anda sedang merencanakannya untuk satu dekade ke depan, bukan untuk beberapa bulan saja.”

Nah, sekarang coba #SahabatPrimacom refleksikan kembali apa yang menjadi resolusi tahun depan. Coba susun ulang resolusi tersebut menggunakan metode SMART agar mendapatkan hasil yang lebih efektif! 

Similar Posts