Bersepeda di Masa Transisi New Normal, Aman kah?
#FitLifeStyle
Aktivitas bersepeda kian diminati sebagian besar masyarakat di tengah masa transisi New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Pasalnya, kegiatan ini menjadi salah satu sarana rekreasi yang dapat mengurangi kejenuhan setelah bekerja di rumah maupun belajar di rumah seharian.
Selain itu, bersepeda dengan intesitas ringan-sedang dapat menjadi opsi olah raga produktif yang dapat melatih kekuatan fisik sekaligus meningkatkan fungsi organ tubuh. Hal ini berperan dalam meningkatkan imunitas tubuh, menstabilkan mood, mengendalikan berat badan hingga mengurangi resiko berbagai penyakit dalam tubuh.
Tentu ada beberapa pertimbangan penting yang harus diperhatikan agar kegiatan bersepeda ini tetap efektif dan aman untuk dilakukan selama masa transisi New Normal.
Pertama, penggunaan masker saat bersepeda. Menurut dokter umum, dr Wahyu Tri Kusprasetyo, penggunaan masker disarankan saat mengemudikan sepeda dengan intensitas ringan-sedang. Cara mengukur intensitas bersepeda dapat dilakukan dengan melakukan “talk test” atau tes bicara pada saat bersepeda. Saat bersepeda dengan intensitas ringan, seseorang masih dapat ngobrol dan bernyanyi. Untuk intensitas sedang, seseorang masih dapat ngobrol namun kesulitan untuk bernyanyi. Dokter spesialis kedokteran olah raga, dr Nanang Tri Wahyudi SpKO menambahkan penggunaan masker dapat mengurangi efisiensi pernapasan. “Sehingga olahraga bersepeda dengan intensitas tinggi tidak dianjurkan,” tuturnya.
Kedua, penerapan social distancing. Menjaga jarak aman 10 meter dengan samping kanan-kiri dan 20 meter dengan depan belakang juga penting untuk dilakukan sebagai bentuk antisipasi. “Kalau kita bersepeda iring-iringan dalam satu jalur, sebenarnya jaga jarak itu tergantung kecepatan. Tapi amannya 20 meter jarak dalam satu jalur. Lebih aman lagi kalau kita berolahraga sendiri tidak usah janjian dengan teman di luar untuk social distancing,” papar dr. Andhika Raspati, Dokter Timnas Balas Sepeda Indonesia.
Bersepeda juga bisa menjaga keseimbangan hormon di otak seperti endorfin dan dopamin yang dapat membuat mood menjadi stabil. “Karena orang-orang yang WFH itu kan stres, depresi karena di rumah saja. Jadi kalau melakukan latihan fisik seperti bersepeda muncul hormon dan zat-zat yang bisa menimbulkan rasa senang,” ucapnya.
Meski begitu olahraga untuk menjaga tubuh tetap aktif tidak bisa dilakukan dalam waktu yang terlalu lama. Sebab, olahraga yang terlalu lama bisa membuat tubuh lelah dan membuat imun menjadi menurun sehingga kita lebih gampang tertular penyakit. Penelitian mengatakan olahraga dalam waktu panjang bisa merusak imunitas tubuh. Latihan fisik yang baik untuk meningkatkan imunitas tubuh dilakukan selama 30-45 menit atau maksimal 60 menit dengan intensitas yang tidak terlalu berat. Jadi, selamat bersepeda dan pastikan asupan air minum yang cukup, ya Partners agar terhindar dari dehidrasi selama bersepeda. Stay healthy, Partners!
Sumber:
Radarmalang.jawapos.com “Gowes di Tengah Pandemi Ternyata Memiliki Banyak Manfaat, Apa Saja?”
https://radarmalang.jawapos.com/latest-news/24/06/2020/gowes-di-tengah-pandemi-ternyata-memiliki-banyak-manfaat-apa-saja/
Kompas.com “Tren Bersepeda di Tengah Pandemi Corona, Berikut Hal-hal yang Harus Diperhatikan”
https://www.kompas.com/tren/read/2020/06/21/061700965/tren-bersepeda-di-tengah-pandemi-corona-berikut-hal-hal-yang-harus?page=all
CNBC Indonesia “Manfaat Bersepeda di Tengah WFH dan PSBB”
https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20200415195429-178-493938/manfaat-bersepeda-di-tengah-wfh-dan-psbb