|

VP Primacom Jadi Narasumber The 3rd Sumatera Coal Outlook & Digitalization in Mining Indonesia 2024: From Pit to Port

Vice President PT Primacom Interbuana (Primacom) Handrianto Wicaksono menjadi narasumber dalam The 3rd Sumatera Coal Outlook & Digitalization in Mining Indonesia 2024: From Pit to Port yang diselenggarakan oleh Petromindo pada Rabu & Kamis (7 – 8 Agustus 2024) di JW Marriot Hotel, Jakarta. Pada ajang seminar dan pameran yang dihadiri oleh ratusan pelaku industri dan praktisi tambang dalam dan luar negeri tersebut, Handrianto membagikan beberapa poin penting mengenai pentingnya peran infrastruktur jaringan komunikasi dalam implementasi digital mining.

VP Primacom Handrianto Wicaksono (kiri) menerima piagam penghargaan dari Ketua Media Panitia.

Handrianto menyampaikan bahwa digitalisasi merupakan komponen fundamental di tengah laju revolusi industri 4.0, yang meliputi keperluan penerapan internet of things, cloud computing, robotics, block chain, machine learning hingga artificial intelligence untuk melakukan proses produksi yang efektif dan profitable. Namun, ia menyebut ada beberapa faktor penghambat digitalisasi industri tambang secara umum, antara lain keterbatasan infrastruktur jaringan komunikasi dan koneksi internet, keterbatasan sumber daya manusia, kekhawatiran akan keamanan data, hingga tingginya biaya investasi untuk akuisisi teknologi digital. Di antara semua itu, ia menggarisbawahi keterbatasan infrastruktur jaringan komunikasi sebagai faktor utama.

Site tambang pada umumnya terletak di kawasan yang terpencil dan sulit dijangkau. Tak heran lagi kalau para pelaku industri tambang sulit mendapatkan jaringan komunikasi bahkan akses internet yang andal. Itu sebabnya, sebelum membahas berbagai teknologi digital canggih untuk optimalkan proses bisnis, penting untuk memiliki infrastruktur jaringan komunikasi yang prima terlebih dahulu,” jelas Handrianto.

Lebih lanjut, ia menguraikan bahwa teknologi jaringan komunikasi terus berkembang seiring dengan perkembangan zaman, mulai dari teknologi radio komunikasi konvensional, kabel tembaga, fiber optik, komunikasi satelit, teknologi seluler, teknologi wireless, hingga teknologi internet broadband. Handrianto memberikan gambaran bahwa setiap teknologi memiliki karakteristik masing-masing. Sebagai contoh, ada teknologi yang menawarkan stabilitas jaringan tetapi dengan latensi tinggi; ada pula teknologi yang latensinya rendah, tetapi sulit untuk menjangkau kawasan terpencil dan ekstrem. 

Pada kesempatan tersebut, Handrianto memperkenalkan teknologi komunikasi terkini yang sedang menjadi topik hangat, baik di Indonesia maupun di dunia internasional, yakni teknologi Starlink. Menurut Handrianto, Starlink merevolusi teknologi komunikasi satelit yang selama ini identik dengan antena parabola berukuran besar dan latensinya tinggi.

VP Primacom Handrianto Wicaksono menyampaikan materi dalam ajang The 3rd Sumatera Coal Outlook & Digitalization in Mining Indonesia 2024

“Starlink menggunakan antena dengan bentuk ramping dan ukurannya ringkas. Selain itu, Starlink memanfaatkan konstelasi satelit LEO yang paling dekat dengan bumi sehingga mampu memberikan koneksi berkualitas dengan latensi rendah, hampir mendekati kecepatan fiber optik dan wireless,” imbuh Handrianto.

[Pelajari lebih lanjut tentang teknologi Starlink di sini]

Dengan opsi teknologi jaringan komunikasi Starlink serta berbagai teknologi mendatang, menurut Handrianto, hal ini dapat mendukung revolusi digital apabila diintegrasikan untuk mendukung operasional industri tambang. Sebagai ilustrasi, teknologi Starlink dapat dipasang di mana saja sebagai backbone interconnection atau edge interconnection pada tower, mobile tower, kapal, unit kendaraan ringan, atau alat berat dengan mudah, sehingga memungkinan pengawasan, kontrol, dan data collection secara real-time untuk proses digitalisasi lebih lanjut. 

Data lapangan dapat langsung terkoneksi dan dianalisis menggunakan Artificial Intelligence, Machine Learning, atau proses cerdas lainnya. Manajemen tambang dapat mengakses data-data di lapangan secara real-time dan mendapatkan preview live dashboard untuk melakukan pengambilan keputusan yang lebih akurat guna mengoptimalkan proses kerja maupun perbaikan SOP. 

Dengan pesatnya perkembangan teknologi jaringan komunikasi dan integrasinya dalam industri pertambangan, Handrianto menyampaikan optimisme akan masa depan digitalisasi sektor ini di Indonesia. “Digitalisasi bukan lagi pilihan, tetapi kebutuhan bagi industri pertambangan untuk tetap kompetitif di era Revolusi Industri 4.0. Agar dapat menerapkan digitalisasi secara efektif, diperlukan infrastruktur jaringan komunikasi yang prima,” tegasnya.

The 3rd Sumatera Coal Outlook & Digitalization in Mining Conference 2024 ini tidak hanya menjadi sarana untuk berbagi wawasan, tetapi juga mendorong inisiatif kolaborasi yang akan mengubah wajah industri pertambangan di Indonesia. Sehubungan dengan itu, Primacom sangat antusias dan berkomitmen untuk berkolaborasi membantu para pelaku industri tambang mendapatkan konektivitas andal sekaligus mendukung penerapan digital mining.

Similar Posts