Intip 5 Jenis Diet yang Paling Populer
Diet bukan hanya perkara menguruskan badan. Jauh daripada itu, diet mengacu pada rutinitas mengatur pola makan agar menjadi lebih sehat dan memperoleh massa tubuh yang diinginkan.
Kata kunci diet ada pada “pola makan yang terkontrol”. Artinya, tidak sekadar untuk menguruskan badan, diet juga dapat dilakukan untuk meningkatkan massa tubuh atau sekadar menjaga kondisi tubuh agar tetap prima. Selain itu, dilansir dari Kumparan, diet pun bermanfaat untuk meminimalisasi potensi terkena diabetes, obesitas, dan gangguan hormonal.
Namun, ironisnya, miskonsepsi mengenai diet masih melekat pada sebagian masyarakat. Tidak sedikit yang mengasosiasikan diet sebagai tindakan menyetop asupan makanan pada tubuh secara ekstrem demi mewujudkan tubuh yang langsing dan ideal. Padahal, dengan cara seperti ini, tubuh justru akan kekurangan nutrisi sehingga akan mengakibatkan berbagai masalah kesehatan.
Untuk menghilangkan kesan negatif tentang diet, beberapa praktisi diet bahkan memperbolehkan mengonsumsi gorengan hingga makan nasi pada malam hari, asalkan mengetahui aturan mainnya. Hal ini seperti yang disampaikan oleh Akram dan Qowi dalam bukunya Raja Segala Diet. Mereka menegaskan, “Yang tepat adalah kamu harus menjaga asupan kalori sesuai dengan kebutuhan kalori, makronutrisi, dan mikronutrisi kamu sendiri.”
Di balik segudang manfaat menerapkan diet, tidak heran apabila saat ini bermunculan banyak metode-metode diet. Namun, sebelum memutuskan metode diet mana yang akan dipilih, penting bagi #SahabatPrimacom untuk mengetahui terlebih dahulu masing-masing karakteristiknya. Di antara sekian banyak jenis diet, berikut adalah 5 metode yang paling populer dan dapat #SahabatPrimacom pertimbangkan.
1. Intermittent Fasting
Metode diet yang satu ini tidak jauh berbeda seperti melakukan puasa. Intermittent fasting berfokus pada pembagian jam antara kapan harus makan dan kapan harus berpuasa.
Dilansir dari Kompas, pembagian jam puasa dan makan dalam intermittent fasting biasanya adalah 16:8. Artinya, #SahabatPrimacom harus berpuasa selama 16 jam dan hanya memiliki waktu 8 jam untuk memberikan tubuh asupan makanan.
Menariknya, diet jenis ini tidak melarang jenis makanan tertentu dan hanya menekankan pada jam makan yang terkontrol. Selain itu, apabila melakukan intermittent fasting, #SahabatPrimacom masih boleh minum air putih walaupun masih dalam periode puasa.
Meskipun demikian, jenis diet ini tidak direkomendasikan bagi orang-orang dengan kondisi medis tertentu, seperti ibu hamil dan menyusui, orang dengan malnutrisi, serta mereka yang memiliki masalah dengan kadar gula darah dalam tubuh.
2. If It Fits Your Macros (IIFYM)
Fokus dari metode diet ini adalah pada jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh. Mirip dengan metode intermittent fasting, IIFYM tidak melarang konsumsi makanan tertentu asalkan sesuai dengan jumlah kalori yang sudah dihitung. Dikutip dari buku Raja Segala Diet, metode ini memungkinkan #SahabatPrimacom untuk mengatur sendiri apakah ingin menurunkan atau menaikkan massa tubuh.
Apabila ingin menurunkan massa tubuh, #SahabatPrimacom harus mengonsumsi asupan karbohidrat, protein, dan lemak kurang dari total kebutuhan kalori per hari. Sebaliknya, apabila ingin meningkatkan massa tubuh, jumlah yang dikonsumsi harus melebihi total kebutuhan kalori per hari.
Dengan kata lain, metode diet ini mengharuskan #SahabatPrimacom untuk mengkalkulasi jumlah kalori, baik yang dibutuhkan tubuh per hari ataupun yang terkandung pada setiap makanan yang akan dikonsumsi. Untuk membantu perhitungan kalori, #SahabatPrimacom dapat memanfaatkan aplikasi yang dapat diunduh melalui perangkat ponsel secara gratis.
3. Diet Rendah Karbohidrat
Diet ini cukup banyak dipraktikkan karena cenderung lebih praktis. Apabila ingin menerapkan metode ini, #SahabatPrimacom hanya perlu mengurangi jumlah asupan karbohidrat ke dalam tubuh. Karena jumlah karbohidrat dalam tubuh berkurang, tubuh akan mengolah lemak sebagai penghasil energi. Oleh sebab itu, diet ini cukup efektif bagi yang ingin menurunkan berat badan.
Namun, dikutip dari Kompas, pada kasus-kasus tertentu diet ini menyebabkan peningkatan kadar kolestrol jahat dan ketoasidosis nondiabetik yang diakibatkan oleh produksi asam darah berlebih.
4. Diet Mediterania
Ini merupakan metode diet yang terinspirasi dari pola makan orang Eropa selatan. Diet ini menekankan pada asupan makanan nabati seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-mayur, dan buah-buahan. Di luar itu, makanan hewani yang rendah lemak seperti ikan dan ayam juga masih diperbolehkan dengan jumlah terbatas.
Diet jenis ini menghindari konsumsi daging merah dan makanan terproses lainnya. Dikutip dari Kompas, diet Mediterania dapat membawa banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari meminimalisasi penyakit jantung, mencegah penuaan otak, memperlancar sistem pencernaan, hingga menurunkan massa tubuh.
Akan tetapi, beberapa opsi menu pada diet mediterania cenderung lebih mahal. Yang juga harus diperhatikan, penderita diabetes perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum menjalani diet.
5. Diet Vegan
Lebih ekstrem daripada diet Mediterania, diet vegan melarang konsumsi daging hewan ataupun produk-produk yang bersumber dari hewan, seperti telur, susu, dan madu. Dengan memperbanyak asupan sayur, tubuh akan mendapatkan lebih banyak serat ketimbang lemak hewani.
Kompas menyebut diet vegan mampu mengurangi risiko terkena penyakit jantung, kanker, dan Alzheimer. Mirip dengan diet vegan, ada pula diet vegetarian. Perbedaannya, diet vegetarian masih memperbolehkan konsumsi produk-produk seperti susu, keju, telur, dan produk lainnya yang bukan berupa daging.
Namun, diet vegan membuat tubuh tidak mendapat asupan gizi yang berasal dari produk hewani, seperti vitamin D, vitamin B-12, kalsium, dan asam lemak omega-3.
Nah, dari 5 jenis diet ini, mana yang paling cocok bagi #SahabatPrimacom? Yang pasti, jenis diet apa pun yang dipilih, pastikan #SahabatPrimacom sudah mempertimbangkan betul karakteristiknya dan menyesuaikan pilihan diet dengan kondisi pribadi masing-masing. Alangkah lebih baik apabila #SahabatPrimacom berkonsultasi terlebih dahulu ke ahli gizi atau dokter sebelum memutuskan metode diet mana yang akan dipilih.