Susah Sinyal Hambat Produktivitas Bisnis Kelapa Sawit

Kebun sawit adalah kawasan terluar dan terjauh dari sebuah situs operasional bisnis kelapa sawit. Tak ayal, susah sinyal menjadi permasalahan klasik bagi para pemangku kepentingan, baik di level pekerja kebun maupun manajerial. Dengan sinyal yang terbatas, tim operasional di lapangan kesulitan untuk melaporkan situasi kebun secara real-time. Akibatnya, manajemen tidak mampu merespons permasalahan di lapangan dengan cepat dan tepat. 

Keterbatasan sinyal juga memunculkan masalah lainnya dalam operasional bisnis kelapa sawit. Misalnya, isu turnover pekerja sawit yang tidak betah tinggal di kawasan kebun akibat sulit berkomunikasi dengan keluarga di rumah. Tidak sampai di sana, digitalisasi dan mekanisasi kebun sawit pun menjadi terhambat karena minimnya infrastruktur komunikasi di kawasan kebun. 

Isu-isu di atas mencuat dalam Seminar Nasional Planter Indonesia (SNPI) 2022 yang diadakan oleh Indonesian Planter Society (IPS) pada Rabu (19/10) hingga Kamis (20/10) di The Papandayan Hotel, Bandung. Mengangkat tema “Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit dengan Mekanisasi dan Teknologi Terbaru yang Ramah Lingkungan”, SNPI tahun ini diikuti oleh lebih dari 300 peserta yang merupakan pelaku bisnis di sektor kelapa sawit. 

PT Primacom Interbuana (Primacom) turut hadir dan mendukung terlaksananya seminar tersebut. David Agustinus Manalu, Account Executive Primacom, berkesempatan memaparkan berbagai solusi inovatif dari Primacom yang dapat menjawab permasalahan para pelaku industri tersebut.

David Agustinus Manalu saat sedang memaparkan solusi terintegrasi dari Primacom

“Tidak hanya solusi konektivitas bagi kantor kebun dan pabrik saja, solusi dari Primacom juga menjangkau hingga ke level afdeling atau blok yang merupakan titik terjauh dari operasional bisnis kelapa sawit,” sebut David. 

Lebih lanjut, David menjelaskan bahwa Primacom mampu menyediakan infrastruktur komunikasi dengan kapasitas bandwidth yang dapat diatur sesuai kebutuhan sehingga biaya yang dikeluarkan pun menjadi lebih kompetitif. Untuk kawasan permukiman karyawan di kebun, David menambahkan bahwa Primacom mampu memfasilitasi koneksi internet dalam bentuk voucher serta mengatur pemblokiran akses ke aplikasi tertentu agar pemakaian bandwidth internet oleh karyawan lebih tepat guna. 

[Baca juga Digitalisasi, Kunci Wujudkan Efisiensi dan Tingkatkan Produktivitas Industri Kelapa Sawit]


Melalui koneksi yang prima, pelaku industri dapat mengimplementasikan mekanisasi dan digitalisasi perkebunan dengan lebih praktis dan strategis. Berkaitan dengan hal tersebut, Primacom yang sudah lebih dari 31 tahun membangun konektivitas di Indonesia  kini juga menyediakan berbagai layanan inovatif, seperti internet of things (IoT), tracking and monitoringmultimedia data compression, hingga business intelligence untuk membantu pelaku industri mewujudkan efisiensi dan optimalisasi bisnis.

Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian RI Dr. M. Saleh Mokhtar saat berkunjung ke booth Primacom. 

SNPI tahun ini dibuka secara resmi oleh Direktur Perbenihan Perkebunan Kementerian Pertanian RI Dr. M. Saleh Mokhtar. Dalam kunjungannya ke booth Primacom, Saleh menyambut baik kontribusi Primacom untuk membantu pelaku industri dalam hal penyediaan konektivitas. 

“Saya pikir produk dari Primacom luar biasa, bisa bermanfaat bagi masyarakat kita. Terutama di kebun-kebun yang sulit mendapatkan sinyal, nah Primacom ini solusinya,” sebut Saleh. 


#SahabatPrimacom sedang mencari solusi konektivitas untuk sektor perkebunan? Segera konsultasi dan dapatkan penawaran menarik dari Primacom! Klik di sini!

Saksikan selengkapnya di sini!

Similar Posts